Menerapkan Konsep Pelayan Tuhan Perjanjian Baru pada Masa Kini
DOI:
https://doi.org/10.33991/epigraphe.v3i2.129Keywords:
Servants, servants of God, New Testament, pelayan, hamba Tuhan, pelayan TuhanAbstract
The term "servant of God" has a growing meaning, and at this time the phrase has several meanings. In its development there is also the meaning of "servant of God" which shifts from the original understanding. This can cause inconsistencies in the function of God's servant in the congregation. With word studies, this research tries to reformulate the concept of servant of God based on the use of some words about servants in the books of the New Testament. The use of these words in the cultural context at that time showed the characteristics of "servants", and from those characteristics it could be formulated the concept of servants of the Lord's New Testament. The results of this study indicated several criteria that must be owned by a member of the congregation so that he deserves to be set as a servant of God.
Â
Abstrak
Istilah “pelayan Tuhan†memiliki makna yang berkembang, dan pada saat ini frasa tersebut memiliki beberapa makna. Dalam perkembangannya ada juga makna “pelayan Tuhan†yang bergeser dari pengertian semula. Hal ini bisa menimbulkan inkonsistensi fungsi pelayan Tuhan dalam jemaat. Dengan studi kata, penelitian ini mencoba merumuskan kembali konsep pelayan Tuhan berdasarkan penggunaan beberapa kata tentang pelayan di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru. Penggunaan kata-kata tersebut dalam konteks budaya pada waktu itu menunjukkan karakteristik “pelayanâ€, dan dari karakterisik itu dapat dirumuskan konsep pelayan Tuhan Perjanjian Baru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa kriteria yang perlu dimiliki seorang warga jemaat agar ia layak ditetapkan sebagai pelayan Tuhan.
References
Anggu, Peter. “Integritas Diri sebagai Karakter seorang Pelayan Tuhan.†Jurnal Jaffray 3, no. 1 (2005): 56–60.
Balz, Horst Robert, dan Gerhard Schneider. Exegetical Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1993.
Gerhard Kittel, Geoffrey William Bromiley, dan Gerhard Friedrich. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1976.
Kusnandar, Yotam Teddy. “Pentingnya Golden Character.†Epigraphe 1, no. 1 (2017): 11–22.
Santo, Joseph Christ. “Makna dan Penerapan Frasa Mata Hati yang Diterangi dalam Efesus 1: 18-19.†Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 2 (2018).
Sumiwi, Asih Rachmani Endang. “Pembaharuan Pikiran Pengikut Kristus Menurut Roma 12:2.†Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 1 (2018).
Swanson, James. Dictionary of Biblical Languages With Semantic Domains : Greek (New Testament). Diedit oleh Inc. Logos Research Systems. Oak Harbor, 1997.
Yonathan, Danny. “Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus: Sebuah Analisis Biblikal Lukas 9:23-26.†Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 2 (2019): 121–137.
Yuhananik. “Kajian Teologis Konsep Kebahagiaan menurut Matius 5:3.†Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 2 (2019): 138–153.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 5 ed. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2019. https://kbbi.kemdikbud.go.id/.