Pendidikan Kristiani Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Anak-anak Suku Moi, Distrik Klamono, Sorong, Papua Barat
DOI:
https://doi.org/10.33991/epigraphe.v5i1.199Keywords:
Christian religious education, children's character, YPK Eben Haezer, tribe of Moi, karakter anak, pendidikan Kristiani, suku MoiAbstract
Education is currently still believed to have strategic and urgent value in shaping the character of a nation, especially in relation to its main task of building the character of students. The morality crisis is a very pressing problem in modern times. The values of life eroded slowly as the saman grew. The deterioration of character is a very serious problem in education, especially in Indonesia. The low character education makes students do things that are not reasonable. The field of study of Christian Religious Education is one of the fields of study that is relied on to build and shape the personality and faith growth of students. In this case, building character does not necessarily work. Therefore, Christian Religious Education Teachers are expected to carry out their duties seriously in accordance with the goals of education and learning, namely to form and create a generation that has noble morals, is responsible, and has the character of Christ under the guidance of the Holy Spirit as a powerful person in human life.
Abstrak
Pendidikan saat ini masih diyakini memiliki nilai strategis dan urgen dalam pembentukan karakter suatu bangsa, terutama berkaitan dengan tugas utamanya yakni pembentukan karakter peserta didik. Krisis moralitas merupakan masalah yang sangat mendesak pada zaman modern ini. Nilai-nilai kehidupan terkikis secara perlahan seiring perkembangan saman. Kemerosotan karakter menjadi salah satu masalah yang sangat serius dalam pendidikan khususnya di Indonesia. Rendahnya pendidikan karakter membuat siswa melakukan hal-hal yang tidak wajar. Bidang studi Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu bidang studi yang diandalkan untuk membangun dan membentuk pribadi, serta pertumbuhan iman peserta didik. Dalam hal inilah, membentuk karakter tentu tidak serta merta berhasil. Oleh karena itu, Guru Pendidikan Agama Kristen diharapkan agar melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran yakni membentuk dan menciptakan generasi yang beraklak mulia, bertanggung jawab dan memiliki karakter Kristus dibawah bimbingan Roh Kudus sebagai Pribadi yang berkuasa dalam hidup manusia.
References
Brownlee Malcolm. Pengambilan Keputusan Etis dan Factor-faktor Didalamnya. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006
Boehlke Robert R, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dan Praktek PAK dari Yohanes Amos Comenius sampai perkembangan PAK di Indonesia. Jakarta : Gunung Mulia,1997
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Renika Cipta. 2005
Els.Tarummaseley, Apa dan bagaimana PAK itu. Jakarta: 1997
Joshua Maruta dan Cornelius Sianturi. The Secret of Personal Power. Singapura: Training For Excellence, 2008.
Harianto GP, Pendidikan Agama Dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini. Yogyakarta : ANDI, 2012
Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2007
Telaumbanua Arozatulo. Saya Psti Bisa Seperti Rajawali. Sukoharjo: Born Win’s Publishing, 2005
Werner C.Greandorf, Introduction to Biblical Christian Education. Chicago: Moody Press,1988
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana, 2008