Makna Pengampunan Menurut Matius 18:21-35 Bagi Pemuda Kristen

Authors

  • Grasela Anci Amelia Lutuh Sekolah Tinggi Teologi Torsina
  • Asih Rachmani Endang Sumiwi Sekolah Tinggi Teologi Torsina
  • Julianto Prasetya Sekolah Tinggi Teologi Torsina

DOI:

https://doi.org/10.33991/miktab.v3i1.486

Keywords:

Matthew 18, Forgiveness, Compassion, Christian youth

Abstract

In the daily lives of Christian youth, there is difficulty in letting go of forgiveness, even experiencing bitterness that especially occurs in one's own family. The bitterness experienced every day made him hate even more and continued to keep the root of bitterness. The formulation of the problem in this study is to find the meaning of forgiveness Matthew 18:21-35, and its application to Christian youth. Researchers used qualitative research with a hermeneutic approach, namely multiplying the meaning of forgiveness from Matthew 18:21-35 from the original language applied to Christian youth. According to Matthew 18:21-35, forgiveness is ready to forgive, to have mercy, to be merciful; Christian youth must be prepared to forgive under any circumstances. The application of the meaning of forgiveness according to Matthew 18:21-35 for Christian youth is to have compassion and willingness to forgive without limits, to forgive without demands and without conditions.

bahkan mengalami kepahitan yang secara khusus terjadi dalam keluarga sendiri. Kepahitan yang dialami setiap hari itu membuatnya semakin membenci dan terus menyimpan akar kepahitan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mencari makna pengampunan Matius 18:21-35, dan aplikasinya bagi pemuda Kristen. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan hermeneutik yaitu mengali makna pengampunan dari Matius 18:21-35 dari bahasa aslinya yang diaplikasikan bagi pemuda Kristen. Dari hasil penelitian ini, pengampunan menurut Matius 18:21-35adalah siap mengampuni, memiliki belas kasihan, kemurahan hati; pemuda Kristen harus siap mengampuni dalam kondisi apa pun. Aplikasi makna pengampunan menurut Matius 18:21-35 bagi pemuda Kristen adalah memiliki belas kasihan dan kerelaan hati untuk mau mengampuni tanpa batas, mengampuni tanpa menuntut dan tanpa persyaratan.

References

Bristol, Goldie, dan Carol McGinnis. Haruskah Saya Mengampuni. Bandung: Kalam Hidup, 1999.

Gulo, Renihati, dan Hendi. “Belah Kasihan adalah Kunci untuk Mengampuni Menurut Injil Matius 18:23-25.†BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 2 (2021): 195–213.

Harrington, Daniel J. Tafsiran Injil Matius, Dalam Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Hasibuan, Serepina, Setiaman Larosa, dan Rudy Roberto Walean. “Konsep Pengampunan Dalam Kitab Filemon Dan Relevansinya Bagi Pelayanan Pemulihan Luka Batin.†Shalom: Jurnal Teologi Kristen 2, no. 1 (2022): 27–39.

Kang, Christine Gabriel Mukhalis Andreas. “Konsep Pengampunan dalam Efesus 4:31-32 dan implikasinya terhadap Pembimbingan pastoral bagi orang-orang yang mengalami kepahitan dalam keluarga.†Sekolah Tinggi Teologi SAAT, 2017.

Korengkeng, Herry Jeuke Nofrie. “Konsep Pengampunan Menurut Matius 18:21-35 dan Implikasinya bagi Gereja Masa Kini.†HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 2 (2020): 150–162.

Luthy, Christopher. Catatan Teologi Sistematika III. Makassar: STT Jaffray, 2018.

Martin, Harun. Matius, Injil Segala Bangsa. Yogyakarta: Kanisius, 2017.

Opit, Hesky C. “Hati Yang Terluka: Pastoral Konseling Bagi Orang Yang Mengalami Kepahitan Atau Luka Batin.†POIMEN Jurnal Pastoral Konseling 1, no. 2 (2020): 52–73.

Percetaan Lembaga Alkitab Indonesia. Alitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2000.

“Sabda,†2018.

Santo, Joseph Christ. “Strategi Menulis Jurnal Ilmiah Teologis Hasil Eksegesis.†In Strategi Menulis Jurnal untuk Ilmu Teologi, 121–39. Semarang: Golden Gate Publishing, 2020.

Sukendar, Yohanes. “Pengampunan Menurut Kitab Suci Perjanjian Baru.†SAPA-Jurnal Kateketik Dan Pastoral 2, no. 2 (2017): 24–39.

Sumiwi, Asih Rachmani Endang, Joseph Christ Santo, dan Gabriel Levi Thusiapratama. “Pengampunan: Penerapan Prinsip-Prinsip Alkitabiah dari Ajaran Yesus dalam Membangun Hubungan dengan Tuhan dan Sesama.†TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama KristenTeologi dan Pendidikan Agama 2, no. 1 (2022): 14–26.

Taung, Marlon. “Konsep Murah Hati Berdasarkan Lukas 6: 36.†BONAFIDE: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen 2, no. 2 (2021): 253–65.

Wiersbe, Warren W. Setia di dalam Kristus: Tafsiran I dan II Timotius,Titus., 2021.

Zega, Meriana, dan Yayan Indrawan. “Belaskasihan Membebaskan Dari Penghakiman Menurut Yakobus 2: 13 Dan Implikasinya Bagi Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.†Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi 4, no. 2 (2021): 132–43.

Downloads

Published

2023-12-30

Issue

Section

Articles