Memaknai Penderitaan Yesus dalam Konsekuensi Pastoral
DOI:
https://doi.org/10.33991/epigraphe.v4i1.146Kata Kunci:
Christ’s suffering, Covid-19, online service, pandemic, pastoral, ibadah online, pandemi, penderitaan KristusAbstrak
The article is a philosophical-theological reflection on an epidemic that is currently endemic throughout the world including in Indonesia, namely the Covid-19 Pandemic. This plague is considered a trigger for suffering everywhere and covers all aspects of human life. By using a qualitative literature approach and descriptive method, the article aims to present a pastoral reflection through the meaning of Jesus' suffering as a way of responding to pandemic events in a Christian context as a whole. In conclusion, reflection on the meaning of Jesus' suffering, including through the Easter celebration, provides positive energy in the life of Christian faith in responding to various difficult situations including the Covid-19 pandemic.
Abstrak
Artikel merupakan sebuah refleksi filosofis atas sebuah wabah yang se-dang mewabah di seluruh dunia termasuk di Indonesia, yakni Pandemi Covid-19. Wabah ini dianggap sebagai pemicu terjadinya penderitaan di mana-mana, dan mencakup seluruh aspek hidup manusia. Dengan meng-gunakan pendekatan kualitatif literatur dan metode deskriptif, artikel ber-tujuan menghadirkan sebuah refleksi pastoral melalui pemaknaan pende-ritaan Yesus sebagai cara merespon peristiwa pandemik dalam konteks orang Kristen secara menyeluruh. Kesimpulannya, refleksi atas pemakna-an penderitaan Yesus termasuk melalui perayaan Paskah memberikan energi positif dalam hidup beriman orang Kristen dalam merespon berba-gai situasi menyulitkan termasuk pandemi Covid-19.
Referensi
C. Groenen, Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus, Nusa Indah, Ende, 1982.
Casper Walter, theology and church, quezon city. Claretion publication,1989
CB. Kusumaryanto, SCJ, Kontroversi Aborsi, Grasindo, Jakarta, 2002
Darmaputra, Eka., 1977., “An Indonesia Comment’ dalam Yap Kim Hao, Asian Theological Reflekctions on Suffering and Hope, Singapure: Christian Conference of Asia.
Dokumen Konsili Vatikan II, Unitatis Redintegratio (Dekrit tentang Ekumenisme), 1965
Dosco da Cunha, O. Carm, Merayakan Karya Penyelamatan Dalam Kerangka Tahun Liturgi, Kanisius, 1992
Dr. Nico Syukur Dister, OFM, Teologi Sistematik 2, Kanisius
FABC, 1990., Journeying Together Toward the Third Millenium†dalam Asia Focus, Vol. 6, 24 Agustus.
Hadiwikarta, J (terj), 1991, Dialog dan Pewartaan (terj dari Dialogque and Proclamation, Dokumen Kongregasi Eangelisasi dan Sekretariat untuk Dialog antar Agama, dalam Hak Kerukunan, XII: 72-73, September-November, hal: 11-49.
Harold S. Kushner, Derita, Kutuk atau Rahmat, Kanisius, Yogyakarta, 1987
Hendar Putranto, “Dekonstruksi Kematian Sebagai sebuah obsesi modernitas: refleksi atas pemikiran Zygmunt Bauman†dalam MELINTAS, vol. 28, no. 2, Agustus 2012
Ign. Bambang Sugiharto & C. Harimanto Suryanugraha (ed), Salib, Simbol teror, teror simbol, Sangkris, Bandung, 2003
Joseph A. Grassi, Perwujudan Ekaristi, Parkasisi keadilan dalam Kehidupan Sosial, Kanisius, Yogyakarta, 1989.
Kirchberger Georg., Gerakan Ekumene, suatu panduan., Ledalero, 2010
KWI, 2002, Hiduplah selalu dalam dalmai seorang dengan yang lain (pesan Natal).
KWI, Kompendium Katekismus Gereja Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 2009
Martosudjito, Sakramen-sakramen Gereja, Kanisius, Yogyakarta, 2003
MAWI, Kitab Hukum Kanonik, Obor, Jakarta, 1985
P. Herman Embuiru, SVD (terj), Katekismus Gereja Katolik, Arnoldus, Ende, 1998
Paus Fransiskus, Ensiklik Laudato Si, Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama, Penerbit Obor
Paus Paulus VI., 1965, Lumen Gentium (Konsktitusi Dogmatis tentang Gereja), Konsili Vatikan II, 1965
Paus Paulus VI.,1965, Ad Gentes (Dekrit tentang Kegiatan Misioner Gereja), Konsili Vatikan II
Pidyarto Gunawan, O. Carm, Umat Bertanya, Romo Pid Menjawab, Kanisius, Yogyakarta, 2000
PWI-Liturgi, Upacara Pemakaman (Ordo Exsequiarum), Arnoldus, Ende, 1976
Tom Jacobs, Konstitusi Dogmatis “Lumen Gentium†mengenai Gereja, Yogyakarta: Kanisius, 1974.
Yohanes Paulus II., 1965, Redemtoris Missio: Tugas Perutusan Sang Penebus (terj. Alfons S. Suhardi), Jakarta: Dokpen KWI (Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, tentang Tugas Perutusan Gereja)