Penolakan Kurban dalam Amos 5:21-27 dan Relevansinya dengan Sila Kelima Pancasila

Penulis

  • Helda Sriwijayati Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta
  • Timothy Uriel Pelmar Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta
  • Sandro Hasoloan L Tobing Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.33991/epigraphe.v6i2.399

Kata Kunci:

justice, Pancasila, righteousness, sacrifice, sacrifice rejection, kurban, keadilan, kebenaran, penolakan kurban

Abstrak

Amos 5:21-27 shows the Israelite sacrifice being rejected by God, even though the sacrifice fulfilled the ritual requirements. The people of Israel in the time of Amos were required by God to do justice and righteousness, but they did not do so, and the Lord sentenced them. Some scholars also argue about this rejection, and they fall into two groups. The first group concludes that God rejected the sacrifice because He did not need it. The second group believes that sacrifice is needed but must be followed by people living based on justice and righteousness. The Israelite people during Amos's time ignored justice; corruption, economic inequality, and poverty were rampant. Even though its people are religious, Indonesia also has serious social injustice problems. The poverty rate is high, economic inequality is wide, and corruption is easy to find. The interpretation of Amos 5:21-27 about justice is relevant to Pancasila, especially the fifth principle, "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia".


Abstrak

Amos 5:21-27 menampilkan kurban orang Israel ditolak oleh TUHAN, meskipun kurban telah memenuhi syarat ritual. Orang Israel pada masa Amos dituntut oleh TUHAN untuk melakukan keadilan dan kebenaran, namun mereka tidak melakukannya dan TUHAN menjatuhkan hukuman. Beberapa ahli pun berargumen tentang penolakan itu dan mereka terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama menyimpulkan TUHAN menolak kurban karena tidak membutuhkannya. Kelompok kedua berpendapat kurban tetap dibutuhkan tetapi harus diikuti kehidupan umat yang berlandaskan keadilan dan kebenaran. Mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksegesa maka didapa kesimpulan bahwa, kehidupan orang Israel pada masa Amos mengabaikan keadilan, sehingga korupsi, ketimpangan ekonomi dan kemiskinan pun merajalela. Indonesia, meski rakyatnya beragama juga memiliki masalah serius yakni ketidakadilan sosial. Angka kemiskinan tinggi; ketimpangan ekonomi lebar; korupsi mudah ditemukan. Hasil tafsir menghasilkan pertama teologi kurban yang direlevansikan untuk memaknai persembahan dan kedua keadilan Amos relevan dengan Pancasila, khususnya sila kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesiaâ€.

Referensi

Barton, John. The theology of the Book of Amos. New York, Ny.: Cambridge University Press., 2012.

Boland, B. J. Amos: Seri tafsir Alkitab Kontekstual-Oikumenis. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.

Butler, Trent C. Old Testament Commentary: Hosea, Joel, Amos, Obadiah, Jonah, Micah. Disunting oleh Max Anders. Fennessee: Holman Reference, 2005.

Carroll, Mark Daniel. Contexts of Amos: Prophetics Poetics in Latin America Perspective. Sheffield: JSOT Press, 1992.

Conzelmann, Hans. Acts of the Apostels. Philadelphia: Fortress press, 1987.

Eidevall, Göran. The Anchor Bible: Amos. New Haven: Yale University Press, 2017.

Garrett, Duane A. Amos: a handbook on the Hebrew text. Texas: Baylor University Press, 2008.

Girard, René. Violence and The Scared. Diterjemahkan oleh Patrick Gregory. London: The John Hopkins University Press, 1977.

Glenny, W. Edward. Amos : a commentary based on Amos in Codex Vaticanus. Leiden: Koninklijke Brill NV, 2013.

Klawans, Jonathan. Purity, sacrifice and the temple: Symbolism and supersessionism in the study of Ancient Judaism. New York, NY: Oxford University Press, 2006.

LaSor, W.S., D.A. Hubbard, dan F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.

Linville, James R. Amos and the cosmic imagination. Burlington: Ashgate Publishing, 2008.

Mawene, Marthinus Theodorus. Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.

Max, Boli Sabon. Mengenal Indonesia: Aku Cinta Indonesia, Tak Kenal Maka Tak Sayang. Disunting oleh Sonta Frisca Manalu. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019.

Nasution, Bahder Johan. “Kajian Filosofis Tentang Konsep Keadilan Dari Pemikiran Klasik Sampai Pemikiran Modern,†Yustisia Volume 3, Nomor 2, (Mei-Agustus 2014):118-130.Sepherd, Michael B. A commentary on the book of twelve: The minor prophets. Grand Rapids, Mich: Kregel Publication, 2018.

Panggabean, Kristina Ade Maria. “Perlawanan Terhadap Ketidakadilan Hukum dan Sosial Dalam Kitab Amos Dan Aplikasinya Bagi Indonesia,†Jurnal Stulos, Volume 17, Nomor 2, (Juli 2019): 157-182

Singgih, Emanuel Gerrit. Korban dan Pendamaian: Studi Lintas Ilmu, Lintas Budaya, dan Lintas Agama mengenai Upaya Manusia Menghadapi Tantangan terhadap Kehidupan di luar Kendalinya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.

Wahono, Wismoady S. Di sini kutemukan: petunjuk mempelajari dan mengajarkan Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.

Waltke, Bruce K., dan M. O’Connor. An Intrduction to Biblical Hebrew Syntax. Winona Lake, Ind: Eisenbrauns, 1990.

Diterbitkan

2022-11-30

Cara Mengutip

Sriwijayati, H., Pelmar, T. U., & Tobing, S. H. L. (2022). Penolakan Kurban dalam Amos 5:21-27 dan Relevansinya dengan Sila Kelima Pancasila. EPIGRAPHE (Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani), 6(2), 222–237. https://doi.org/10.33991/epigraphe.v6i2.399

Terbitan

Bagian

Articles